Foto Pemain Jerman Tutup Mulut
Teka-teki Buah Jerman
Kami telah menyiapkan teka-teki untuk Anda di bawah ini. Temukan buah Jerman yang kami sembunyikan di teka-teki.
Hanya orangTanpa orang
PotretSeluruh tubuhProfilPotret lebih lebar
- Mulai musim depan Jerman akan mengurangi jumlah pemain asing yang bermain di Liga Jerman. Hal ini telah disepakati Asosiasi Sepakbola Jerman (DFB) dan Liga Jerman (DFL).DFB menginginkan tahun depan jumlah pemain asing dua tim yang bertanding akan berkurang menjadi empat orang, dari aturan yang sekarang lima orang.Meski usulan DFB ini disetujui oleh DFL, namun pelaksanaannya belum bisa dipastikan. Pasalnya masih ada benturan dengan aturan UEFA yang menjamin semua pemain Eropa.Untuk selanjutnya juga ditentukan bahwa semua pemain yang berasal dari negara di Eropa bisa bermain di Liga Jerman tanpa perlu ijin khusus. Saat ini baru pemain dari 25 negara Eropa saja yang diberikan kebebasan untuk bermain di Jerman.Kebijakan lainnya yang akan diterapkan yaitu menyamakan hak beberapa negara seperti Kroasia, Serbia dan Montenegro, Rumania atau Swiss, seperti negara Eropa. Sementara pemain dari negara Asia, Afrika, Australia dan Amerika Selatan akan lebih dibatasi. Bahkan untuk tahun 2006/2007 jumlah pemain non-Eropa akan dikurangi menjadi tiga orang.Kebijakan ini muncul menyusul kurang berkembangnya pemain Jerman karena jarang mendapat tempat utama di Liga Jerman sendiri. Mantan pelatih Jerman, Rudi Voeller juga menyatakan bahwa hal ini sangat memprihatinkan.Namun tentu saja perubahan ini tidak begitu saja diterima oleh semua pihak. Klub besar Jerman seperti Bayern Munich merupakan salah satu pihak yang menjadi pihak oposisi. Menurut Ketua Munich, Karl Heinz Rummenigge, mereka akan tetap menggunakan pemain asing selama memiliki kualitas terbaik. Statistik terakhir menunjukkan bahwa saat ini dari seluruh pemain di Liga Jerman, 60 persen di antaranya adalah pemain asing. Dan peristiwa fenomenal yang terakhir kali terjadi ialah ketika klub Energie Cottbus membuat sejarah dengan menurunkan 11 pemain asingnya dalam satu pertandingan pada 6 April 2001.
TerkiniTerlamaPaling sesuaiImagesize DescImagesize AscFilesize DescFilesize Asc
Guru Besar & Ketua STAIN Bengkalis
Mata, telinga, dan mulut merupakan di antara organ vital bagi manusia. Ketiganya memainkan peran penting bagi manusia dalam melaksanakan tugas dan fungsinya di muka bumi, baik vertikal maupun horizontal. Melalui mata, manusia bisa melihat indahnya alam semesta. Melalui telinga, manusia bisa mendengar merdunya suara burung berkicau. Melalui mulut, manusia bisa berbicara dan menyampaikan pesan lisan antar sesama. Bila ketiganya digunakan secara baik, maka akan menghasilkan kebajikan. Namun, bila ketiga atau salah satu organ tersebut digunakan untuk jalan yang salah, maka akan bahaya dan melahirkan malapetaka. Untuk itu, Allah mengingatkan melalui firman-Nya : “Kamu sekali-sekali tidak dapat bersembunyi dari kesaksian pendengaran, penglihatan, dan kulitmu kepadamu” (QS. Fushshilat : 22).
Meski hal ini disadari secara nyata oleh manusia, namun acapkali ketiga organ ini tidak mampu dijaga dan digunakan sebagaimana mestinya. Hal ini diingatkan Allah melalui firman-Nya : “Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, penglihatan mereka telah tertutup, dan mereka akan mendapat azab yang berat” (QS. al-Baqarah : 7).
Dalam tafsir Jalalain, dijelaskan bahwa Allah mengunci mati (menutup rapat) hati mereka sehingga tidak dapat dimasuki oleh kebaikan. Begitu pula pendengaran mereka dikunci sehingga tidak memperoleh manfaat dari kebenaran yang mereka terima. Sedangkan penglihatan mereka ditutup sehingga tidak dapat melihat kebenaran. Sungguh, bagi mereka siksa yang pedih lagi tetap (kekal). Hanya mulutnya yang terbuka lebar tanpa “hati, mata, dan telinga”. Akibatnya, mulut (berikut variannya) bebas tanpa saringan.
Pada dimensi i’tibar, ketiga organ tersebut (mata, telinga, dan mulut), menunjuk pada status manusia, yaitu :
Pertama, Mata ; organ yang seyogyanya dimiliki oleh ilmuan (ulama) yang senantiasa menggunakan matanya (zahir dan batin) untuk melihat keagungan Allah. Semua ciptaan-Nya dilihat secara bijak sebagai pengajaran dan ilmu bagi membangun peradaban. Hal ini dinukilkan Allah melalui firman-Nya : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesar-an Allah) bagi orang yang berakal” (QS. Ali Imran : 190).
Atas ayat di atas, Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari, dalam kitab al-Hikam, menjelaskan bahwa : “Seluruh alam semesta adalah kegelapan dan yang menyinari di dalamnya adalah keberadaan Allah SWT. Barang siapa yang melihat alam kemudian tidak melihat-Nya di dalam atau di sisi dunia atau sebelum dan sesudahnya, maka berarti ia telah disilaukan oleh sinar dan terhijab dari matahari ma’rifat karena awan-awan alam.” Demikian dalam makna yang disampaikan Syekh as-Sakandari. Bila kaum intelektual menggunakan mata untuk melihat kebesaran Allah, maka kebenaran akan diperoleh. Namun, bila mata tak lagi digunakan untuk melihat ayat-ayat Allah, maka alam semesta akan tertutup awan hitam kelam kejahilan dan kesesatan.
Bagi ilmuan yang melihat keagungan Allah (QS. al-Ghasiyah : 17-20), matanya akan membuat hati bersimpuh untuk mengagungkan kebesaran Allah dan fikirannya akan menemukan kebenaran hakiki untuk membangun peradaban yang rahmatan lil ‘aalamiin. Hal ini dinukilkan Allah melalui firman-Nya : “Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui” (QS. al-An’am : 103).
Beruntung bila ilmuan mampu memperbanyak menggunakan matanya untuk melihat keagungan Allah dan menemukan kebenaran. Alangkah merugi bila “mengaku ilmuan (ulama)” dengan deretan titel (raihan atau pemberian) atau sebutan lainnya, namun tak mampu menggunakan matanya untuk mencari, menemukan, dan menyebarkan kebenaran. Melalui mata, hidup merupakan rangkaian upaya mengenal Allah dan Rasul-Nya, sedangkan mati merupakan jalan bertemu Allah dan Rasul-Nya. Demikian mata yang mampu melihat kebesar-an Allah dan beradab pada Rasulullah.
Kedua, Telinga ; organ yang seyogyanya dimiliki pada sosok pemimpin yang senantiasa memanfaatkan telinganya untuk mendengar keluh kesah, derita, ketidakadilan, harapan, informasi, atau nasehat orang lain. Kedua telinganya harus digunakan untuk mendengar tangisan dan tawa, pro dan kontra, si miskin dan si kaya, atau varian sejenis secara berimbang sebagaimana seimbangnya posisi kedua telinganya (kanan dan kiri). Semua yang didengar diolah oleh akal dan mendengar pertimbangan pemilik “mata” (ilmuan) yang amanah. Demikian Allah posisikan telinga yang berada di antara akal dan mata. Posisi dan fungsinya bukan sekedar asesoris, tapi memiliki tujuan mulia.
Bila kedua telinga yang berada posisi seimbang tidak mampu dipahami, maka apa yang didengar bernilai subyektif. Hanya mendengarkan informasi sepihak yang menguntungkan diri, berita kehebatan dan kelebihan diri, atau lainnya. Akibatnya, tumbuh subur para “penjilat” yang akan memberi informasi sepihak dan menyenangkan. Padahal, realitanya justeru sebaliknya. Apatahlagi bila informasi dan berita yang didengar tak dipertimbangkan oleh “mata” (ilmu dan ilmuan), serta diolah akal sehat untuk memperoleh kebenaran, maka telinga akan digunakan iblis untuk menginformasikan sesuatu yang berakibat malapetaka pada diri dan sesama. Padahal, Allah telah mengingatkan “telinga” melalui firman-Nya : “Mengapa orang-orang mukmin dan mukminat tidak berbaik sangka terhadap diri mereka sendiri, ketika kamu mendengar berita bohong itu dan berkata, “Ini adalah (suatu berita) bohong yang nyata” (QS. an-Nur : 12).
Demikian makna telinga bagi manusia. Meski jelas apa yang difirmankan-Nya, namun manusia acapkali mengingkari kebenaran ayat-ayat Allah. Hal ini dinyatakan Allah melalui firman-Nya :“Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, dia berpaling dengan menyombongkan diri seolah-olah dia belum mendengarnya, seakan-akan ada sumbatan di kedua telinganya, maka gembirakanlah dia dengan azab yang pedih” (QS. Luqman : 7).
Bagi pemilik “telinga” yang penuh asma Allah, semua suara nasehat merupakan kalam Allah. Semua didengar dengan bijaksana. Telinganya bagai telinga nabi Sulaiman yang peka terhadap semua persoalan rakyatnya. Jangankan suara manusia, suara dan rintihan semut pun didengarnya. Beda dengan “telinga” yang penuh kotoran. Ia hanya mendengar kata “sekitar lingkar pinggangnya” dan tak mau mendengar kata mereka yang di luar lingkaran, apatahlagi kata “seberang laut” kepentingan. Telinga yang demikian bukan telinga seorang pemimpin, tapi telinga yang tersumbat oleh kotoran dan keinginan untuk memangsa sesama.
Ketiga, Mulut ; gunakan mulut secara bijak untuk menyampai-kan kebenaran. Namun, pepatah mengingatkan “lidah tak bertulang”. Bila tidak hati-hati, mulut hanya akan digunakan untuk menyebar kebencian. Di era digital, mulut diambil alih oleh tulisan (jurnalistik, IG, WA, dan sejenis) yang disebarluas-kan melalui media sosial. Segelintirnya, tampilan digunakan untuk menunjukkan kesombongan, kemunafikan, atau kritik pedas tanpa solusi. Semua yang diteriakkan hanya berupa kesalahan sesama. Padahal, dirinya justeru merupakan pelaku kesalahan serupa. Mulut yang demikian biasanya hanya digunakan provokator dan kaum pemilik peradaban rendah. Dengan kepiawaian bersilat lidah, mulut mampu memecah keheningan, kedamaian, dan meruntuhkan bangunan peradaban. Padahal, ia justeru tak mampu membangun peradaban sedikit jua. Teriakan-teriakan yang dilakukan hanya untuk sekedar mencari perhatian bahwa dirinya ada dan kepentingan yang mengitarinya. Sebab, selama ini mereka “tak pernah ada dan sanggup membuat sesuatu menjadi ada” atau akibat tak mampu memperoleh apa yang diinginkan. Adanya hanya sebatas benalu atau duri yang menusuk peradaban. Anehnya, kelompok ini acapkali dipercaya, dipelihara, dan memperoleh perhatian khusus. Padahal, secara jelas Rasulullah SAW mengingatkan melalui sabdanya : “Seorang muslim adalah yang keselamatan kaum muslimin terjaga dari lisan dan perbuatannya” (HR. Bukhari).
Banyak berbicara selain untuk hal yang terkait dengan zikir kepada Allah, akan membuka peluang terjerumusnya manusia ke dalam urusan yang tidak berfaedah. Di antara bahan pembicaraan yang mendorong seseorang banyak bicara adalah pembicaraan yang tidak penting, berpeluang menjadi kebiasaan menyebar fitnah dan buruk sangka.
Sungguh benar bila dikatakan “semua terjadi sesuai frekuensinya”. Semua hadir pada komunitas selevel atau sejejaringan. Manusia yang percaya pada pemilik peradaban rendah tentu “memiliki frekuensi yang sama” dengan manusia “penyiarnya” atau mitra sekitarnya yang selevel. Tak mungkin pemilik kebijakan (kebenaran) mau menerima informasi dari mulut pelaku kesalahan. Tapi, hanya pelaku kesalahan yang mendengarkan penyebar kesalahan. Padahal, Allah telah mengingatkan melalui firman-Nya : “Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan” (QS. al-An’am : 116).
Logika sederhana, siaran radio yang hanya “gemerisik” akan diterima oleh manusia tuli sebagai sebuah dendangan lagu merdu dan enak didengar. Ia akan menari-nari gembira, seakan lagu berirama merdu. Ketulian telinganya membuat gemerisik suara justeru bagai keindahan lagu. Padahal, bagi pemilik telinga normal, apa yang didengar hanya gemerisik suara siaran radio rusak yang memekakkan telinga.
Demikian pilihan peradaban jahiliyah yang diambil manusia modern. Semua berselindung melalui legalitas “hak asasi, keterbukaan informasi, dan kebebasan berpendapat atau berekspresi”. Bila yang disampaikan berupa kebenaran, maka berarti akan bernilai dakwah dan kebajikan. Namun, bila yang disampaikan berupa sesuatu yang salah, maka berarti bernilai fitnah, kebohongan, dan berbuah petaka. Anehnya, sisi kebenaran tak lagi menjadi perhatian dan tak pernah disampaikan secara berimbang. Justeru sisi berita yang salah, berisi fitnah lebih diminati dan dilindungi dengan dalih “kebebasan berekspresi”. Padahal, Rasulullah SAW telah mengingatkan umat melalui sabdanya : “Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan kalimat tanpa dipikirkan terlebih dahulu, dan karenanya dia terjatuh ke dalam neraka sejauh antara timur dan barat” (HR. Muslim).
Bahkan, pada hadis yang lain, Rasulullah bersabda : “Maukah kalian aku beri tahu apa dosa besar yang paling besar ?”. Beliau mengulang tiga kali. Para sahabat menjawab, “Tentu, wahai Rasulullah.” Lalu Rasulullah bersabda, “Yaitu menyekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua. “Saat itu beliau bersandar lalu duduk dan melanjutkan, “Juga, kesaksian palsu, kesaksian palsu, kesaksian palsu.” Begitu Rasulullah mengulang-ulang sampai kami mengatakan, andai beliau menghentikannya (HR. Bukhari dan Muslim).
Begitu jelas apa yang disabdakan Rasulullah SAW, namun segelintir manusia tak menghiraukan dan tak menjadikannya sebagai pedoman. Firman Allah seakan sebatas bacaan dan sabda Rasulullah seakan dinafikan. Semua cukup bila ayat-ayat-Nya sekedar dibaca dan sabda Rasulullah dipoles melalui ungkapan lisan (gegap gempita) tanpa makna dan berbekas pada prilaku. Sementara mulut tetap lepas tanpa kontrol menyebar fitnah dan kata-kata keji tanpa peradaban. Allah SWT berfirman : “Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya lalu dia berpaling dari padanya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya? Sesungguhnya Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka, (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (Kami letakkan pula) sumbatan di telinga mereka ; dan kendatipun kamu menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk selama-lamanya” (QS. al-Kahfi : 57).
Bila dilihat dari aspek kotoran mata, telinga, dan mulut, maka bau yang menyengat di antara ketiganya muncul justeru dari mulut. Meski bisa dijelaskan penyebabnya melalui pendekatan medis, namun pendekatan agama menjelaskan karena bahaya yang ditimbulkan oleh mulut dan variannya di era modern (media sosial). Padahal, Allah mengingatkan manusia melalui firman-Nya : “Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir” (QS. Qaaf : 18).
Semua tercatat dalam pengawasan malaikat. Tak ada yang bisa mengelak. Namun, banyak pula yang seakan tak peduli, hanya dorongan pundi-pundi, “titipan”, atau sakit hati karena keinginan yang tak dapat diraih. Mulut manis dengan senyuman, namun berisi kotoran yang dikeluarkan. Demikian Allah SWT dan Rasulullah menjelaskan pada manusia secara terang. Bila mata, telinga, dan mulut bersama menuju cinta Allah (taqwa), maka keselamatan seluruh alam semesta akan diraih. Namun, bila ketiga organ tersebut digunakan pada jalan kesalahan (fujur), maka akan terjadi kehancuran. Padahal, mata dan telinga diberi berpasangan agar obyektif dan bijak dalam bekerja. Sementara mulut hanya tunggal, namun bahayanya mampu menghancurkan peradaban.
Meski demikian jelas ayat al-Quran dihadirkan dan alam semesta dihamparkan, namun seakan tak menjadikan manusia bergeming. Mungkin manusia tak lagi takut pada ancaman Allah, atau manusia telah mencari tuhan lain atau telah mentuhankan dirinya sendiri. Menganggap diri paling benar, paling hebat, paling pintar, paling shaleh, paling pantas, paling berjasa, atau varian sejenisnya. Meski ayat dan hadis demikian nyata, namun seakan semua tak ada artinya. Demikian jelas apa yang firman Allah dan sabda Rasulullah, namun kenyataannya telah didustakan. Mungkin mereka kaum yang dimaksud Allah dalam QS. al-Baqarah : 8. Lalu, bagaimana kualitas mata, telinga, dan mulut yang kita miliki. Hanya hati setiap diri yang bisa menjawab dan Allah SWT Yang Maha Tahu semua misteri yang tersembunyi.
Wa Allahua’lam bi al-Shawwab.
Terbit di Kolom Betuah harian Riau Pos Online tgl. 15 Mei 2023
©2024 iStockphoto LP. Desain iStock adalah merek dagang iStockphoto LP.
Profil Biodata Foto Pemain Ashoka Samrat. AntV akan menambah lagi daftar serial India yang akan ditayangkannya. Setelah sukses dengan "Mahabharata", "Jodha Akbar", "Mahadewa", dan "Abad Kejayaan", kini AnTV tengah mempersiapkan serial terbaru berjudul Ashoka atau "Chakravartin Ashoka Samrat" yang segera diputar dalam waktu dekat.
Setelah sebelumnya admin telah menulis tentang sinopsis serial Ashoka, kali ini admin akan berbagi tentang biodata, profil, foto, dan daftar pemain yang membintangi serial Ashoka ini. Di India, serial Ashoka ini telah ditayangkan di stasiun Color's TV sejak 2 Februari 2015 lalu, dan memang serial ini merupakan serial terbaru disana.
Dalam serial ini, sosok Ashoka diperankan oleh aktor muda bernama Siddharth Nigam yang pernah bermain dalam film layar lebar "Dhoom 3". Selain Siddharth Nigam, serial Ashoka juga dibintangi aktor dan aktris senior India yang sering tampil di layar kaca seperti Manoj Joshi, Amit Behl, Sumit Kaul, dan aktris cantik Ankita Sharma.
Ilustrasi Buah Jerman Tunggal dan Jamak
DIE MANDARINE - MANDARINE
DIE GRAPEFRUIT - GRAPEFRUIT
MATI APRIKOSE - APRICOT
Apakah mungkin menghasilkan uang secara online? Untuk membaca fakta mengejutkan tentang aplikasi menghasilkan uang dengan menonton iklan
Apakah Anda bertanya-tanya berapa banyak uang yang bisa Anda hasilkan per bulan hanya dengan bermain game dengan ponsel dan koneksi internet? Untuk mempelajari permainan menghasilkan uang
Apakah Anda ingin mempelajari cara menarik dan nyata untuk menghasilkan uang di rumah? Bagaimana Anda menghasilkan uang dengan bekerja dari rumah? Untuk mempelajari
MATI WASSERMELONE - WATERMELON
MATI ERDBEERE - STRAWBERRY
DIE BROMBEERE - BLACKBERRY
MATI KOKOSNUS - KELAPA
Teman-teman yang terkasih, kami telah menyiapkan meja kecil di bawah ini sehingga Anda dapat melihat buah Jerman dan Turki bersama-sama. Anda dapat melihat buah-buahan Jerman bersama dalam daftar di bawah ini. Karena kita telah memberikan buah dan jamak Jerman pada gambar di atas, kita belum menulis ulang bentuk jamak buah Jerman pada tabel di bawah.
HAL YANG PERLU DIKETAHUI TENTANG BUAH JERMAN
Dear teman-teman, diatas sudah kami berikan buah jerman baik secara visual maupun dalam bentuk tabel. Tentu saja, kata-kata ini perlu dihafalkan, seperti semua kata Jerman, dengan artikel dan bentuk jamaknya. Selain itu sudah kami sebutkan di pelajaran sebelumnya, namun mari kita beri informasi dengan mengingatkan kembali bahwa mungkin ada teman yang belum membaca. Mungkin itu menarik perhatian Anda saat memeriksa gambar di atas.
Daftar Pemain, Biodata, Profil, Foto Serial Ashoka Samrat :
1. Siddharth Nigam (Ashoka)
Siddharth Nigam adalah seorang aktor film dan televisi anak India. Ia juga seorang atlet senam nasional India. Ia memulai karirnya dengan membintangi sebuah iklan televisi yaitu Bournvita. Kemudian ia mengawali debut filmnya pada tahun 2013 dengan bermain film Hindi "Dhoom 3".
Kemudian dia memulai karir di dunia pertelevisian dalam serial Maha Kumbh: Ek Rahasaya, Ek Kahani pada Oktober 2014. Saat ini ia bermain dalam serial drama sejarah berjudul "Chakravartin Ashoka Samrat" dan berperan sebagai Ashoka muda.
Profil Siddharth Nigam :
Manoj Joshi adalah aktor film dan televisi India. Ia memulai karirnya di teater Marathi, dan juga bermain di pertunjukan di teater Gujarati dan Hindi. Dia juga telah bermain di lebih dari 60 judul film sejak tahun 1998, sebagian besar filmnya bergenre komedi.
Sameer Dharmadhikari adalah aktor film dan televisi aktor yang juga seorang model. Ia memainkan tokoh utama pria dalam film Marathi Nirop yang memenangkan Penghargaan Nasional untuk film Marathi Terbaik.
Dia juga pernah bekerja sebagai desainer mesin hidrolik dan bermain teater di Pune. Setelah pindah ke Mumbai, ia menjadi model untuk Vimal Suitings, De Beers, ICICI Bank, Nescafe dan brand ambassador untuk Raymond Suitings.
Profil Sameer Dharmadhikari :
Suzanne Bernert adalah seorang aktris kelahiran Jerman yang banyak bermain di India film dalam berbagai bahasa. Dia pernah bermain dalam film seperti "No Problem", "Honeymoon Travels Pvt. Ltd" dan serial televisi "7 RCR" dan "Ek Hazaaron Mein Meri Behna Hai".
Dia mahir berbahasa Perancis, Italia, Spanyol dan Hindi. Saat ini, dia bermain di serial televisi berjudul "Chakravartin Ashoka Samrat" yang ditayangkan Colors TV.
Profil Suzanne Bernert :
Amit Behl adalah seorang aktor teater, televisi dan film India. Behl memulai karirnya pada tahun 1994 dalam peran di sinetron "Shanti". Dia kini telah bermain di hampir 100 serial televisi dalam bahasa Hindi, bahasa Inggris, Marathi, Punjabi dan Urdu.
Dia memiliki gelar di bidang teknik dan manajemen. Saat ini dia bermain dalam serial "Buddha" yang ditayangkan Zee TV. [4] Saat ini dia terlihat dalam film thriller Channel V berjudul "Friends Conditions Apply". Amit Behl juga bermain di serial "Chakravartin Ashoka Samrat" dan "Pradhanmantri".
Sumit Kaul adalah seorang aktor India. Dia pernah bermain dalam film "Haider" dan telah menjadi bagian dari acara TV seperti "Laagi Tujhse Lagan" dan "Do Dil Ek Jaan".
Dia memulai karirnya sebagai aktor profesional pada tahun 2000 dengan Ek Rami, sebuah kelompok teater yang dipimpin oleh Ibu Nadira Babbar di mana ia menghabiskan 4 tahun ke depan untuk bermain film Hindi dan Urdu.
Saat ini ia sedang bermain di Colors TV dalam mega serial berjudul "Chakravartin Ashoka Samrat" sebagai Justin.
7. Prinal Oberoi (Charumitra)
Prinal Oberoi Singh adalah seorang aktris India yang sering bermain dalam serial berbahasa Hindi. Prinal juga pernah bermain di sebuah film Gujarati. Dia pernah bermain di serial "Na Bole Tum Na Maine Kuch Kaha", "Pyaar Ka Dard Hai Meetha Meetha Pyaara Pyaara". Di serial "Ashoka Samrat" ini Prinal berperan sebagai Charumitra.
Profil Prinal Oberoi :
Ankita Sharma adalah seorang aktris televisi India. Dia bermain di acara Sony TV berjudul "Baat Hamari Pakki Hai"dan berperan sebagai Saachi Jaiswal dan serial "Rangrasiya" sebagai Laila. Di serial "Ashoka Samrat", Ankita berperan sebagai Noor Khorasan.
Ankita Sharma lahir pada 7 Februari 1987. Ankita bertunangan dengan Mayank Sharma pada tanggal 24 Januari 2015, dan akhirnya menikah pada 9 Maret 2015.
Profil Ankita Sharma :
Vikrant Chaturvedi lahir pada 1 Agustus 1970 di Allahabad. Dia adalah seorang aktor dan pengisi suara film India. Dia adalah seorang seniman yang berbicara bahasa Hindi yang merupakan bahasa ibunya.
Dia telah bermain dalam industri perfilman Bollywood dan juga mengisi suara dalam berbagai judul film animasi India. Dalam serial "Ashoka Samrat", Vikrant berperan sebagai Mir Khorasan.
Profil Vikrant Chaturvedi :
Pallavi Subhash adalah aktris film dan sinetron India. Dia merupakan model Maharashtrian yang banting setir menjadi seorang aktris. Subhash telah bermain di hampir selusin film Marathi, serial TV, iklan, dan drama. Dia juga berperan sebagai Gauri di "Karam Apnaa Apnaa" dan Rukmini dalam seri mitologis "Mahabharat".
Profil Pallavi Subhash :
Pembelajar bahasa Jerman yang terkasih, dalam pelajaran ini kita akan berbicara tentang buah-buahan Jerman. Kita akan mempelajari bentuk tunggal dari buah-buahan Jerman dan bentuk jamak dari buah-buahan Jerman. Pertama-tama, kita akan mempelajari bahasa Jerman dari buah-buahan yang paling umum: buah-buahan Jerman.
Sambil belajar Buah Jerman, kita akan belajar bersama dengan artikel-artikelnya. Selain itu, kami telah menyiapkan untuk Anda visual yang sangat bagus tentang buah-buahan dalam bahasa Jerman. Orang Jerman dari berkah indah dan buah berwarna-warni yang Tuhan kita limpahkan kepada kita. dengan bentuk tunggal dan jamak kita akan belajar.
Nanti, setelah mempelajari tentang buah-buahan saat kita menggulir ke bagian bawah halaman, kita akan membuat kalimat bahasa Jerman tentang buah-buahan ini. Kami akan memberikan informasi tentang buah-buahan dalam bahasa Jerman. Sebagai contoh "Lemon berwarna kuning, mengandung banyak vitamin C, berbentuk bulat dan sehatKami akan membuat kalimat informatif Jerman tentang buah-buahan seperti ”. Kemudian "saya menyukai apel","Saya tidak suka lemonKami akan memberikan contoh kalimat yang menggambarkan buah yang kami suka dan tidak suka.
Topik buah-buahan Jerman biasanya diajarkan sampai kelas 9 atau 10. Kursus ini diperuntukkan bagi siswa yang belajar bahasa Jerman sendiri, siswa kelas 9 dan siswa kelas 10.
Sekarang buah Jerman dengan artikel dan bentuk tunggal dan jamaknya Ayo belajar buah jerman satu per satu.
SAMPEL KALIMAT TENTANG BUAH JERMAN
Mari kita buat contoh kalimat tentang buah-buahan Jerman. Kami akan menjelaskan contoh kalimat kami tentang buah-buahan dalam bahasa Jerman dengan dukungan visual. Setelah setiap gambar, kami akan menerjemahkan kalimat kami dalam bahasa Jerman.
Kode Tentang Apple dalam bahasa Jerman
Sekarang mari kita analisis kalimat pada gambar di atas. Seperti yang Anda lihat, buah di atas adalah apel. Sekarang mari kita analisis kalimat bahasa Jerman tentang apel ini satu per satu.
Kalimat Tentang Mandarin Jerman
Sekarang mari kita analisis kalimat pada gambar di atas. Seperti yang Anda lihat, buah di atas adalah jeruk keprok. Sekarang mari kita analisis kalimat bahasa Jerman tentang mandarin satu per satu.
Informasi Tentang Anggur Jerman
Sekarang mari kita analisis kalimat pada gambar di atas. Seperti yang Anda lihat, buah di atas adalah buah anggur. Sekarang mari kita analisis kalimat bahasa Jerman tentang anggur satu per satu.
Kalimat Tentang Semangka dalam bahasa Jerman
Sekarang mari kita analisis kalimat pada gambar di atas. Seperti yang Anda lihat, buah di atas adalah buah semangka. Sekarang mari kita analisis kalimat bahasa Jerman tentang semangka ini satu per satu.
Kalimat Tentang Lemon dalam Bahasa Jerman
Sekarang mari kita analisis kalimat pada gambar di atas. Seperti yang Anda lihat, buah di atas adalah lemon. Sekarang mari kita analisis kalimat bahasa Jerman tentang lemon satu per satu.
CONTOH KALIMAT DENGAN BUAH-BUAHAN JERMAN DAN MÖGEN ACT
Sekarang mari kita tulis contoh kalimat menggunakan kata kerja. Misalnya mari kita buat contoh kalimat seperti saya suka buah ini dan itu, saya tidak makan buah ini dan itu. Lihat gambar di bawah ini dan penjelasannya. Kita menggunakan kata kerja mögen dan essen dalam kalimat kita. Jika mau, mari kita lihat dulu konjugasi kedua kata kerja ini.
Kami telah memberikan konjugasi kata kerja di atas. Kami telah memberikan informasi rinci tentang kata kerja Jerman dan konjugasi kata kerja dalam pelajaran kami sebelumnya. Sekarang mari kita tulis contoh kalimat tentang buah-buahan dalam bahasa Jerman menggunakan gajah-gajah ini.
Wir mögen Obst: Kami ingin buah
Ich esse gerne Erdbeeren: Saya suka makan stroberi
Ich esse gerne Trauben: Saya suka makan anggur
Ich mag Obst nicht: Saya tidak ingin buah
Teman-teman terkasih, Dalam pelajaran tentang buah-buahan dalam bahasa Jerman ini;
Teman-teman yang terkasih, kami pikir Anda akan dengan senang hati menghafal pelajaran yang kami ajarkan pada pelajaran ini. Buah jerman (das Obst) adalah subjeknya. Bisa dibilang ada banyak sekali nama buah-buahan. Dalam daftar dan gambar yang telah kami siapkan untuk Anda, kami telah menyertakan persamaan Jerman-Turki dari buah-buahan paling terkenal yang menurut kami perlu Anda pelajari. Kami tunjukkan Buah jerman Setelah mengetahui namanya, Anda bisa mendapatkan lebih banyak informasi dengan menggunakan kamus jika Anda mau.
Seperti yang kami sebutkan di judul topik Nama buah Jerman Anda perlu menghafal sambil belajar. Metode menghafal yang paling mudah dan efektif tidak diragukan lagi adalah metode menyalin ke dalam memori dengan menggambar. Anda dapat melakukan metode ini dengan menyisihkan waktu sendiri di rumah dan dengan demikian memfasilitasi konsolidasi dari apa yang telah Anda pelajari.
Kami menyarankan Anda untuk mencoba menghafal nama buah Jerman dengan menyiapkan kartu-kartu kecil bergambar buah dan menuliskannya di bawah ini. Pada tahap ini, Anda dapat menggunakan daftar nama buah Jerman yang telah kami siapkan untuk Anda. Agar tidak lupa, kami perlu mengingatkan Anda untuk menghafal nama buah-buahan beserta artikelnya berulang kali. Kami harap Anda membiasakan diri dan menghafal semua kata dengan cara ini.
Itu saja yang akan kami berikan tentang buah-buahan dalam bahasa Jerman. Sekarang Anda dapat melihat pelajaran kami yang lain. Semoga Anda beruntung.