Suami Suka Bohong Soal Keuangan
Cara menghadapi suami suka bohong
Mungkin suami berbohong demi kebaikan, mungkin juga berbohong untuk menutupi kesalahan yang pernah ia lakukan. Namun tetap saja, berbohong adalah sebuah tindakan yang dapat melukai perasaan dan merusak kepercayaan. Lalu, apa yang harus kamu lakukan untuk menghadapi suami suka bohong?
Ciri-ciri suami bohong
Sebenarnya, ada beberapa ciri yang ditunjukkan suami saat ia berbohong pada kamu. Mulai dari perubahan sikap, bahasa tubuh, sampai dengan perkataan yang ia ucapkan. Melansir dari Insider, ini ciri-ciri suami sedang berbohong.
Tentukan reaksi yang ingin kamu tunjukkan
Setelah merasa lelah dengan kebohongannya, kamu harus menghadapinya dengan mempertanyakan sikapnya tersebut. Namun sebelumnya, kamu harus mempersiapkan diri saat mendengarkan alasan dari kebohongannya itu. Sebab boleh jadi, kamu akan merasa marah dan bersikap di luar kendali ketika ia mengungkapkan kebenaran. Lalu hal tersebut akan mengubah diskusi menjadi perdebatan tanpa jalan keluar.
Kamu harus mempersiapkan diri untuk mendengarkan kebenaran di balik kebohongannya, dan kamu perlu mempersiapkan diri untuk membuat keputusan yang sulit untuk menyudahi kebohongannya itu.
Suami suka bohong sudah pasti adalah hal yang menyebalkan untuk istri, ya? Menyembunyikan sesuatu saja sudah membuat kesal, apalagi sampai harus berbohong atau nggak mengatakan hal yang sebenarnya. Bukankah seharusnya dalam hubungan, terutama pernikahan, nggak boleh ada kebohongan di antara kamu dan dia?
Apa yang menyebabkan pasangan berbohong padamu? Apa ciri-cirinya saat suami berbohong padamu? Bagaimana pula mengatasinya? Simak selengkapnya di artikel ini.
Minta ia untuk nggak berbohong lagi
Katakan pada suami kalau kamu nggak ingin kebohongan ini terjadi lagi. Juga, katakan padanya kalau kamu nggak akan bisa menerima maafnya lagi jika ia mengulanginya. Dengan begitu, suami tahu jika kamu nggak bermain-main dengan kesempatan kedua yang dirimu berikan padanya.
Selain itu, kamu perlu merealisasikan ucapanmu ketika pasangan mengulangi kebohongannya. Kamu perlu membuat keputusan penting terhadap rumah tanggamu ketika suami kembali suka berbohong.
Kebohongan mungkin terlihat sebagai sebuah kesalahan kecil. Terlebih jika berbohong itu dilakukan demi kebaikan. Namun bohong tetaplah bohong. Hal kecil itu akan berdampak besar dalam hubungan, terutama dalam berumah tangga. Suami suka bohong tentu akan melukai perasaan istri dan merusak pondasi cinta dalam rumah tangga. Namun sebelum memutuskan untuk menyalahkan, dengar dahulu alasan di balik kebohongan yang ia lakukan. Lalu, tentukan sikap terbaik untuk menyelesaikan masalah kebohongan ini dalam hubungan.
Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.
Wenn dies deiner Meinung nach nicht gegen unsere Gemeinschaftsstandards verstößt,
kontenPedia.com - Dalam kehidupan rumah tangga, pernahkah mengalami saat sang suami bersifat tidak terbuka kepada sang istri.
Dirangkum kontenPedia dari laman Bincang Syariah, berikut ini adalah hukum jika suami berbohong soal keuangan dalam Islam.
Dalam kehidupan nyata, terdapat suami yang tidak terbuka kepada istrinya dalam masalah keuangan.
Bahkan ada juga yang merahasiakan dan berbohong kepada istrinya.
Baca juga: Saatnya Mengatur Keuangan Jangka Panjang dengan Investasi
Misalnya, suami tidak memberitahu istrinya mengenai besaran gaji atau penghasilannya.
Bisa juga sang suami memberitahu namun berbohong, tidak sesuai faktanya.
Hukum Suami Berbohong Masalah Keuangan dalam Islam
Dalam Islam, suami tidak memiliki kewajiban untuk memberitahu istrinya mengenai besaran gaji atau penghasilannya.
Kewajiban bagi suami adalah memberi nafkah pada istrinya dengan baik dan layak, baik makanan, pakaian, dan tempat.
Selama hal itu sudah dipenuhi suami, maka kewajiban nafkah pada istrinya sudah gugur.
Oleh karena itu, jika suami sudah menafkahi istrinya dengan baik dan layak dari penghasilannya.
Maka istrinya tidak boleh menuntut suaminya untuk terbuka, transparan mengenai besaran gaji atau penghasilannya.
Menurut para ulama, suami memiliki hak penuh terhadap harta yang didapatkan dari hasil kerjanya.
Karena itu, selama suami sudah melaksanakan tanggung jawab nafkah dengan baik dan layak kepada istrinya, maka suami boleh merahasiakan besaran gaji atau penghasilannya dari istrinya.
Hal ini atas dasar pertimbangan kemaslahatan dan kebaikan, dan bukan bermaksud untuk menipu.
Misalnya istri terlalu perhitungan dan pelit, lantas suami hampir tak bisa berbagi kebaikan dengan orang tua atau keluarganya yang lain.
Dalam hal ini, demi kebaikan, suami boleh merahasiakan keuangan miliknya. Ini boleh dilakukan apabila memang istrinya terlalu posesif terhadap harta suami.
Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa di antara kebohongan yang diperbolehkan adalah suami berbohong kepada istrinya, atau sebaliknya.
Tentu dengan tujuan untuk kemasalahatan dan kebaikan, tentunya termasuk dalam masalah keuangan.
Selama tidak berniat menipu, maka boleh bagi suami merahasiakan besaran gaji atau penghasilannya dari istrinya dan istri tidak boleh menuntut suami untuk terbuka dan transparan dalam masalah keuangan.
Baca juga: Pelajaran Pengelolaan Keuangan dari Drama Squid Game
Hadis tersebut adalah hadis riwayat Imam Abu Dawud dari Ummu Kultsum binti ‘Uqbah bin ‘Abi Mu’aythin, dia pernah mendengar Nabi Saw bersabda;
أَعُدُّهُ كَاذِبًا، الرَّجُلُ يُصْلِحُ بَيْنَ النَّاسِ، يَقُولُ: الْقَوْلَ وَلَا يُرِيدُ بِهِ إِلَّا الْإِصْلَاحَ، وَالرَّجُلُ يَقُولُ: فِي الْحَرْبِ، وَالرَّجُلُ يُحَدِّثُ امْرَأَتَهُ، وَالْمَرْأَةُ تُحَدِّثُ زَوْجَهَا
Tidaklah termasuk bohong; orang (berbohong) untuk mendamaikan di antara manusia, dia mengatakan suatu perkataan yang tidaklah dia maksudkan kecuali hanya untuk mengadakan perdamaian (perbaikan); orang yang berkata (bohong) ketika dalam peperangan; dan seorang suami yang berkata kepada istri dan istri yang berkata kepada suami.
Itulah penjelasan mengenai hukum suami berbohong soal keuangan dalam rumah tangga, semoga bermanfaat.
Baca juga: Beberapa Tips Mengatur Keuangan, Salah Satunya Rajin Sedekah
Editor: Aries Marthadiharja -
- Saya berumur 26 tahun dan suami saya berumur 27 tahun. Kami sudah menikah selama tiga tahun. Sebelum menikah kami menjalani masa pacaran selama satu tahun. Sebelum menikah saya adalah seorang single parent dengan dua anak.
Keraguan memang sudah saya rasakan di masa pacaran. Saya merasakan kejanggalan karena saat saya meminta diperkenalkan dengan keluarganya, dia selalu beralasan keluarganya di kampung. Sampai saat keluarga saya menanyakan keseriusan dia untuk menikahi saya, keluarga saya meminta dipertemukan dengan keluarganya, tetapi lagi-lagi dia selalu mengelak dengan berbagai alasan. Sampai akhirnya keluarga saya menggertak, barulah dia mencoba menghubungi keluarganya. Ternyata setelah bertemu keluarganya, baru ketahuan kalau suami saya sudah berbulan-bulan tidak pulang kerumah orangtuanya pada saat itu.
Akhirnya kami menikah. Setelah tiga bulan menikah saya mengandung anaknya. Pada saat mengandung empat bulan, suami saya menyatakan bahwa dia sudah keluar dari tempatnya bekerja sejak awal kehamilan saya, mendengar itu rasanya saya sedih sekali karena pada saat itu saya sedang mengandung, akan tetapi saya mencoba terima keadaan. Alhamdulilah saya diterima bekerja di sebuah perusahaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun sejak bekerja saya selalu mendapat perlakuan kasar dari suami. Saya masih mencoba bertahan demi anak yang sedang saya kandung. Tapi masalah terus bermunculan ketika ada seorang penagih hutang menelpon ke HP saya. Betapa kagetnya saya ketika penagih hutang tersebut menyebutkan bahwa suami telah melimpahkan masalah pembayaran hutangnya kepada saya. Dari sanalah kebohongan-kebohongan suami saya mulai terbongkar, ternyata suami saya adalah pembohong besar. Merasa lelah dengan sikapnya yang acap kali berbohong dan selalu dikasari, keinginan untuk berpisah semakin kuat ketika saya mendapat dukungan dari keluarga, karena jujur keluarga saya juga sudah capek selalu dibohongi oleh suami saya.
Di saat saya menimbang-nimbang keputusan untuk berpisah, saya bertemu dengan seseorang di masa lalu saya, dan jujur sebelum dan selama pernikahan dengan suami saya, saya masih memiliki perasaan kepada orang ini, dan suatu kali saya berdoa untuk dipertemukan lagi dengannya. Dan ternyata doa saya terkabul. Dengan tidak sengaja saya bertemu dengannya di saat perjalanan menuju kantor saya. Perasaan bahagia selalu menyelimuti saya semenjak pertemuan dengannya, karena sejak awal saya mengenal dia, dialah yang selalu memberi semangat untuk saya menjalani kehidupan saya.
Hubungan pertemanan itu disalah artikan oleh suami saya sebagai perselingkuhan. Kabar itu pun terdengar sampai ke mertua saya. Suami saya tega menjelek-jelekan saya di depan mertua saya dan keluarganya. Sekarang saya bingung apa yang harus saya lakukan untuk mengahadapi suami saya, yang tak pernah berubah meskipun sudah saya kasih kesempatan berkali-kali. Saat ini saya juga sudah mulai menjauhi teman lama saya, tapi entah kenapa hati saya berasa terlalu sakit dengan keputusan saya ini. Mohon sarannya ya Mba Ratih.
Setiap rumah tangga memiliki masalah dan konflik yang berbeda-beda. Berdasarkan cerita yang kamu kemukakan, saat ini kamu mengalami masalah finansial (suami tidak bekerja dan berhutang), suami yang tidak jujur, dan kekerasan atau perlakuan kasar dari suami. Apabila memungkinkan, ajaklah suamimu untuk mendiskusikan masalah-masalah ini yang menimbulkan konflik dalam rumah tanggamu.
Utarakan masalah-masalah yang kamu alami tersebut, berikan kesempatan juga pada suami untuk mengemukakan permasalahannya. Kemudian renungkan dan kemukakan perubahan apa yang kalian berdua inginkan dalam hubungan kalian berdua, membina rumah tangga.
Renungkan usaha apa saja yang telah kamu dan suami lakukan selama ini untuk membangun hubungan yang lebih baik. Pilah mana usaha yang berhasil dan mana yang tidak. Fokus pada mencari solusi bagaimana kalian berdua dapat menghasilkan perubahan tersebut. Ungkapkan seluruh pikiran dan perasaanmu atas konflik yang terjadi dengan kepala dingin serta dengarkan pikiran dan perasaan suamimu. Dengan saling terbuka satu sama lainnya, diharapkan kamu dan suamimu dapat menemukan solusi bersama atas permasalahan yang terjadi.
Upayakan agar diskusi untuk menyelesaikan masalah ini benar-benar merupakan diskusi kalian berdua sebagai pasangan yang membina hubungan rumah tangga dengan penuh tanggungjawab. Dengan demikian, keluarga besar dapat menghargai solusi tersebut. Solusi yang dicapai sangat fleksibel sesuai dengan pertimbangan kalian berdua. Kalian dapat memutuskan untuk tetap bersama dengan menyepakati beberapa perubahan dalam perilaku masing-masing. Kalian juga dapat memutuskan untuk berpisah karena tidak ada titik temu dan tidak ada usaha untuk masing-masing berubah, atau tidak ada perubahan dari salah satu pihak.
Namun yang paling terpenting juga adalah bahwa keputusan untuk melanjutkan hubungan dengan suamimu merupakan pilihan hidup kamu dan pertimbangkanlah keputusan tersebut baik-baik, sehingga kamu tidak menyesal nantinya. Jika diperlukan, kamu dan suamimu dapat mengunjungi tenaga profesional, seperti psikolog atau konselor pernikahan untuk mendapatkan pandangan dan solusi yang obyektif mengenai masalah kalian. Mengenai hubungan kamu dengan teman lama kamu, saran saya selesaikanlah terlebih dahulu permasalahan yang kamu alami dengan suami baru, ambil keputusan. Setelah itu baru kemudian berpikir dengan lebih jernih, memutuskan apa yang harus kamu lakukan dalam menyikapi hubungan pertemanan kamu dengan teman lama kamu tersebut. Semoga dapat membantu. Salam hangat Kalista.
Penyebab suami suka bohong
Pada dasarnya, ada banyak alasan yang mendorong seseorang berbohong pada orang yang ia sayangi. Melansir dari Psychology Today, alasan tersebut bervariasi, mulai dari nggak ingin menyakiti atau melukai perasaan orang lain, ingin menjaga persepsi orang lain pada dirinya, menjaga atau meningkatkan statusnya di hadapan orang lain, atau ingin mengendalikan seseorang.
Seorang suami suka berbohong boleh jadi karena ia telah membuat kebohongan kecil dan ingin menutupinya. Melansir dari Stronger Marriages, alasan lain yang mendorong suami berbohong pada istrinya adalah karena ia nggak ingin terlihat lemah dan takut kehilangan pasangannya. Padahal, berbohong dapat merusak kepercayaan istri pada suaminya. Bukan nggak mungkin jika sang istri akan meninggalkan pasangannya ketika sering dibohongi dalam rumah tangga.
Membuat batasan toleransi
Menghadapi satu kebohongan mungkin masih bisa kamu lakukan. Namun bagaimana jika suami suka berbohong berkali-kali? Tentunya, kamu memiliki batasan dalam mentoleransi kebohongan yang ia lakukan. Ketika kebohongan yang suami lakukan sudah melewati batas kesabaran, kamu akan marah dan mempertanyakan sikapnya tersebut. Kamu pun akan menanyakan kelanjutan dari hubungan rumah tangga kalian.
Jika belum memiliki batasan toleransi, buat untuk dirimu sendiri. Kebohongan bukan sesuatu yang baik untuk kamu terima dan abaikan begitu saja. Karena kebohongan tersebut akan berdampak pada hubungan kalian. Tentukan batasanmu, sampai kapan dan sejauh mana kamu mau menerima kebohongan dia?
Menyampaikan perasaan dan pikiranmu dengan jelas
Setelah mendengarkan alasannya, kamu perlu menyampaikan perasaan dan pikiranmu sejelas-jelasnya. Kalau bisa, dengan nada bicara yang nggak meninggi karena hal itu dapat memengaruhi situasi diskusi di antara kalian. Kamu harus menyampaikan perasaanmu terhadap sikapnya yang nggak jujur dan mengungkapkan pikiranmu sejelas-jelasnya.
Jika kamu dapat menerima dan memaafkan kebohongannya, lalu ada beberapa hal yang perlu ia lakukan untuk menyelamatkan hubungan atau mengembalikan rasa percayamu padanya, katakan hal-hal itu kepada suamimu. Berikan kesempatan kedua untuknya. Namun, jangan memberikan kesempatan itu untuk ketiga maupun keempat lainnya.
Ubah sikapmu pada dirinya
Mungkin saja, ada salah satu sikapmu yang mendorongnya untuk berbohong. Misalnya, kamu bersikap nggak menyukai teman-temannya dan berharap suami nggak bermain lagi dengan mereka. Karena itu, suami melakukan kebohongan demi dapat menghabiskan waktu dengan teman-temannya. Di sisi lain, ia berbohong untuk menjauhi masalah darimu.
Karena itu, mengubah sikapmu padanya dapat menjadi salah satu solusi untuk menyudahi kebohongan yang suami lakukan. Suami boleh saja nggak jujur tentang hal ini. Nggak ada salahnya untuk menanyakan jika ada sikapmu yang kurang berkenan di hatinya.